Indentitas Gusti Ilham Janggal : Buntut Panjang Isi Ceramah Mantan Pendeta Gusti Ilham Ramadan Indentitas Gusti Ilham Janggal : Buntut Panjang Isi Ceramah Mantan Pendeta Gusti Ilham Ramadan
TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Indentitas Gusti Ilham Janggal : Buntut Panjang Isi Ceramah Mantan Pendeta Gusti Ilham Ramadan

Thursday, April 09, 2015 13:55 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

* Ilham Rahmadhani Munthe dituding memprovokasi
* Hasil Investigasi: Mengaku Doktor, padahal lulusan SMA
* Dalam ceramahnya ia sering menyebut adanya kandungan minyak Babi di Tupperware 

Sejumlah tokoh lintas agama di Aceh mengambil sikap terhadap ceramah seorang mantan pendeta yang mengaku muallaf, Ilham Rahmadhani Munthe yang menyudutkan agama Kristen di setiap ceramahnya. Bahkan isi ceramah Ilham telah meresahkan masyarakat, terutama di Pidie dan pantai timur Aceh, hingga minyak babi di Tupperware.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Kanwil Departemen Agama Aceh dihadiri oleh tokoh agama Islam dan juga Pendeta yang ada di Banda Aceh. Pertamuan ini telah berlangsung pada tanggal 30 Maret 2015 lalu.

Pemuka agama maupun pendeta Kristen di Aceh mengecam tulisan seorang Mualaf Gusti Ilham Ramadan yang dinilai provokatif berjudul "Program misionaris dan Kristenisasi" di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.

Perwakilan Gereja Protestan Indonesia Bersatu (GPIB) Banda Aceh membantah adanya upaya misionaris untuk mengkristenisasikan umat Islam di Aceh. Apa lagi Ilham itu disebutkan sebagai presiden misionaris.

"Kami mengecam tulisan provokasi tersebut. Tulisan itu ditulis Gusti Ilham Ramadan, yang mengaku dan mantan pendeta dan kini mengaku mualaf serta menjadi ustad," kata Idaman Sembiring, pendeta Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB), di Banda Aceh, Kamis.

Dalam tulisan Gusti Ilham Ramadan tersebut, kata dia, disebutkan bahwa ada belasan warga pribumi Aceh menjadi pendeta dan siap menjalankan program misionaris serta kristenisasi di Provinsi Aceh.

Selain itu, yang bersangkutan dalam setiap ceramahnya menyebutkan produk rumah merek Tupperware haram digunakan karena terbuat dari minyak babi serta uang hasil penjualan produk tersebut disisihkan membangun gereja.

"Apa yang disampaikan Gusti Ilham Ramadan tersebut tidak benar. Semua yang ditulisnya penuh kebohongan belaka. Tidak ada warga Aceh yang menjadi pendeta dan tidak ada program misionaris serta kristenisasi di Provinsi Aceh," tutur Sembiring.

Selain itu, kata dia, Gusti Ilham Ramadan ini juga mengaku pernah menjabat sebagai Presiden Misionaris dan menjadi pendeta terbesar di Asia. Padahal, tidak ada Presiden Misionaris dan pendeta terbesar di Asia.

Didampingi sejumlah pemuka dan pendeta Kristen, Idaman Sembiring menyebutkan tulisan tersebut dan apa yang dilakukan Gusti Ilham Ramadan tersebut telah mengganggu kerukunan umat beragama di Aceh. Karena itu, pihaknya mengimbau seluruh umat beragama di Aceh tidak terprovokasi.

Akhir-akhir ini Ilham Rahmadhani Munthe yang mengaku muallaf kerap mengisi ceramah di beberapa tempat. Terutama di Kabupaten Pidie, Lhokseumawe dan sejumlah tempat lainnya. Isi ceramah pun menuding beberapa orang Aceh sudah menjadi pendeta dan juga sudah murtad hingga meresahkan masyarakat.

Indentitas Ilham Janggal

Perwakilan dari agama Islam hadir beberapa tokoh duduk semeja dengan pendeta. Diantaranya Ketua Investigasi KPA-PAI Ustad Tarmizi, dia mengatakan apapun yang disampaikan oleh Ilham semua tidak benar. Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi dengan ucapan Ilham tersebut.

Sementara itu, Tarmizi mengatakan pihaknya sudah menerima pengaduan dan keresahan para pemuka serta pendeta Kristen tersebut. Dari pengaduan tersebut, pihaknya melakukan investigasi.

“Isi ceramah yang disampaikan itu tidak benar, termasuk tuduhan Ilham ada 13 orang murtad, 15 orang Aceh jadi pendeta, semua itu tidak benar, saya sudah cek semua itu,” tegas Ustaz Tarmizi.

Tarmizi mengatakan pihaknya sudah menerima pengaduan dan keresahan para pemuka agama. Dari pengaduan tersebut, pihaknya melakukan investigasi.

"Hasilnya, Gusti Ilham Ramadan ini seorang mualaf, yang data dirinya berganti-ganti. Orang yang berganti-ganti nama tersebut tidak jujur dan penuh kebohongan," ungkap dia.

Yang bersangkutan mengaku profesor doktor, padahal hanya tamatan SMA. Yang bersangkutan juga mengaku ustad dan berceramah di hampir di seluruh Aceh. Tapi, dia selalu menjelek-jelekkan Tupperware, kata Ustad Tarmizi.

Oleh karena itu, sebut Ustad Tarmizi, pihaknya menyarankan kepada pemuka dan pendeta Kristen melaporkan permasalahan tersebut ke penegak hukum, sehingga bisa diproses secara hukum.

Menurut Ustaz Tarmizi, indentitas Ilham pun hasil investigasi yang dilakukan berubah-rubah. Ilham pun ada 8 nama yang sering digunakan secara bergantian.

Nama sebelum dinyatakan menjadi muallaf Kristianta Anes Ginting Munthe, lalu menjadiI lham Ramadhan Munthe sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Ustaz Tarmizi juga menemukan nama lainnya sesuai dengan Surat Keterangan Balik Nama paska masuk Islam adalah Ilham Ramadhan Ginting. Terdapat juga namanya Gust Kristian Natalis Munthe, Igusti Ilham Ramadhani, Prof Dr Gusti Ilham Ramadhan Munthe dan terakhir Ustaz Igusti Ilham Ramadhani.

“Bagaimana ini, satu orang ada dua marga, sudah saya cek sama orang Batak, tidak ada orang Batak memiliki dua marga, ini juga banyak kejanggalan, bilang Profesor, padahal dia tamat SMU,” tukasnya.

Anehnya lagi, kata Tarmizi, Ilham itu memiliki indentitas tanggal lahir dan masuk Islam berbeda-beda. Pertama ia dapatkan dari KTP yang dikelaurkan di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie lahir Medan, 31 Desember 1977.

Kemudian ada juga indentitas lainnya Ilham lahir Binjai 31 Desember 1980 sesuai dengan surat Muallaf. Selain itu juga terdapat lahir di Nusa Dua Bali tahun 1969.

“Saya sudah cek sampai ke Bali indentitas dia, bagaimana dia bisa lahir dua kali, ini juga janggal, sedangkan tanggal masuk Islam juga berbeda-beda yaitu tanggal 11 Juni dan 12 Juni 2007,” imbuhnya.

Soal "Minyak Babi" Tupperware

Riza Maulizar, distributor Tupperware Aceh, mengatakan, apa yang disampaikan Ustad bernama Gusti Ilham Ramadan tersebut sudah meresahkan konsumen produk rumah tangga tersebut.

"Ustad itu dalam setiap dakwanya menyebutkan Tupperware produk haram. Akibatnya, banyak konsumen membakar Tupperwarenya. Padahal, Tupperware sudah mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI," kata dia.

Akibat provokasi ustad tersebut, kata dia, tidak sedikit agen produk rumah tangga tersebut mengalami kerugian. Bahkan mereka juga mendapat hukuman sosial karena dituduh menjual produk yang membiayai misionaris.

"Ini tidak benar. Ustad tersebut sudah menyebarkan provokasinya. Karena itu, kami mengimbau aparat penegak hukum bertindak dan menindak provokasi yang menyudutkan Tupperware," kata Riza Maulizar.

Kasus lain



Dalam waktu yang hampir bersamaan, Aceh juga ramai dengan penggerebekan sebuah kantor komunitas yang menamakan diri Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di kawasan Aceh Besar. Dan setelah dipelajari, akhirnya Majelis Permusyawaran Ulama (MPU) Aceh mengeluarkan fatwa bahwa Gafatar sesat menyesatkan. 

Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2012 juga sudah mengeluarkan fatwa bahwa Gafatar adalah penjelmaan dari aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiah yang kemudian menjadi komunitas Millah Abraham pimpinan Ahmad Musaddeq. 

Jika merujuk pada fatwa MUI tersebut, diduga bahwa Gafatar ini masih memiliki kaitan dengan Millah Abraham yang juga sempat berkembang di Aceh sebelum kemudian dibubarkan melalui fatwa MPU Aceh beberapa tahun lalu.

ANTARAACEH | HABADAILY | SERAMBI
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved