TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

#TAGatjehcyber Home / / /

Cerita Haru: Gadis Rohingya Histeris melihat Nabawiah yang Mirip Ibunya

Thursday, June 04, 2015 21:00 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Lapangan parkir pelabuhan Kuala Langsa, Aceh yang dijadikan lokasi penampungan pengungsi Rohingya dan Bangladesh, sore itu (Rabu, 3/6) , tampak seperti pasar karena ramai dipenuhi orang dari berbagai usia.

Di salah satu sudut, anak-anak bermain ayunan dan perosotan, sementara yang lain bermain komedi putar.

Sesekali terdengar jeritan anak-anak perempuan yang diayun terlalu tinggi rekan-rekannya, dan juga suara tangis anak yang berebutan naik tangga arena permainan.

Tidak jauh dari lokasi permainan anak-anak tersebut, seorang wanita berusia 50-an tahun terlihat berbicara akrab dengan seorang gadis belasan tahun. Tampak mereka saling mencubit pipi dan kemudian berpelukan.

Setelah didekati, ternyata mereka berbicara dalam bahasa yang berbeda. Sang wanita, yang mengaku bernama Nabawiah, ternyata warga lokal yang rumahnya tidak jauh dari kamp pengungsi.

Sementara lawan bicara, Sajidah Begum (16 tahun), adalah pengungsi etnis Rohingya yang mengaku hidup sebatang kara.

Meski berbicara dalam bahasa yang berbeda, mereka berdua tampak saling mengerti, ibarat seorang ibu dengan anak gadisnya yang bisu.

Dengan mata berkaca-kaca, Nabawiah menceritakan awal perkenalan mereka, yaitu hari yang sama ketika Sajidah dan sekitar 900 pengungsi Rohingya dan Bangladesh diselamatkan oleh nelayan Aceh Timur, pertengahan Mei lalu.

Berita tentang pengungsi dari Myanmar yang Nabawiah pun mengaku tidak tahu di mana letak persis negara itu, segera menyebar di antara warga lokal dan mereka pun berbondong-bondong memberi pertolongan.

Kontak pandangan pertama antara Nabawiah dan Sajidah terjadi saat ia mengintip dari balik kaca untuk melihat kondisi para pengungsi yang ada di bangunan bekas pelelangan ikan.

Begitu pandangan mereka beradu, Sajidah pun langsung menangis histeris dan membuat Nabawiah kebingungan.

"Saya kemudian menyadari bahwa ternyata ia menangis histeris melihat saya yang katanya mirip ibunya," ungkap Nabawiah sambil menahan air mata, sementara mata Sajidah pun sudah tampak berlinang, meski tidak sampai menetes.

Sejak itulah, Nabawiah rutin menemui Sajidah di kamp pengungsian, ibarat seorang ibu yang menjenguk anaknya ke arena perkemahan bersama rombongan sekolah.

"Saya ingin mengadopsi dia menjadi anak saya, tapi saya sadar bahwa itu tidak mungkin karena tidak diizinkan pemerintah dan prosesnya juga pasti sulit," ucapnya.

Karena kendala bahasa, tidak banyak informasi yang bisa digali dari Sajidah, kecuali ketika ia dengan bahasa isyarat mengatakan bahwa kedua orang tuanya terbunuh akibat konflik di negara bagian Rakhine di Myanmar, di mana etnis Rohingya berasal. ANT
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved