TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Abu Sayyaf Rilis Video Ancaman Eksekusi WNA Kanada

Tuesday, May 17, 2016 14:03 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior



MANILA - Militan Abu Sayyaf kembali merilis video ancaman akan membunuh sandera asal Kanada jika uang tebusan senilai jutaan dolar tak dibayarkan dalam jangka waktu satu bulan ke depan.

Dalam video tersebut terlihat seorang sandera asal Kanada, Robert Hall, dan warga Norwegia, Kjartan Sekkingstad, mengenakan pakaian berwarna oranye di tengah hutan, dikelilingi pepohonan dan pria bersenjata.

Hall kemudian mengatakan bahwa para penculik mengancam akan membunuh setidaknya salah satu dari antara mereka jika tak ada uang tebusan yang dibayarkan hingga 13 Juni.

Keterangan video yang dilansir oleh Kelompok Intelijen SITE mengatakan bahwa Abu Sayyaf menuntut tebusan sebesar 600 juta peso atau setara Rp171,9 miliar.

Abu Sayyaf dikenal sebagai kelompok militan yang tidak main-main jika menyangkut ancaman untuk membunuh sandera.

Pada April lalu, Abu Sayyaf mengeksekusi seorang sandera Kanada, John Ridsdel, setelah tenggat waktu sudah jatuh tempo, tapi uang tebusan tak kunjung dibayar.

Kini, Abu Sayyaf diyakini masih menyandera empat warga Malaysia, seorang Belanda, dan empat orang Filipina.

Abu Sayyaf juga sempat menyandera 14 warga negara Indonesia dalam dua kasus terpisah. Namun kini, semua WNI sudah dibebaskan dan kembali ke Indonesia.

Selama ini, Abu Sayyaf disebut-sebut sebagai pelaku teror paling berbahaya dalam sejarah Filipina. Meskipun pemimpinnya sudah mengaku setia kepada ISIS, para analis mengatakan bahwa mereka lebih fokus pada penculikan demi mendapatkan tebusan ketimbang mendirikan khilafah.

Kelompok ini diyakini hanya memiliki ratusan militan, tapi tetap dapat bertahan dari gempuran militer Filipina yang didukung oleh Amerika Serikat. Mereka bertahan menggunakan teknik menyelusup ke pedalaman gunung dan hutan di kepulauan di selatan Filipina.
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved