TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

#TAGatjehcyber Home /

Sejarah “Aceh Merdeka”, Bermula di Tanah Gayo

Sunday, November 13, 2011 21:12 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

TAKENGEN – Satu lagi, buku politik yang ditulis putra Gayo Adam Mukhlis Arifin berjudul “Demokrasi Aceh, Mengubur Ideologi” akan diluncurkan dipenghujung tahun 2011. buku yang melibatkan Editor Salman Yoga S, seorang penyair asal Gayo. diterbitkan oleh The Gayo Institute.

"Sebuah buku yang perlu dan patut dibaca,” demikian pendapat singkat Imam Prasodjo, sosiolog Universitas Indonesia (UI),yangtertera dibelakang buku ini.

Sementara pengamat politik Fachry Ali, ikut memberi komentar tentang Partai Aceh (PA), sebuah partai politik yang dominan di Aceh dewasa ini. Nilai informatifnya adalah penjelasan bagaimana proses dialog dikalangan kekuatan-kekuatan politik Aceh pasca Perjanjian Helsinki 15 Agustus 2005, bagaimana interaksi antara kekuatan-kekuatan lokal-yang secara psikologis merasa telah keluar sebagai “pemenang”- dengan kekuatan Jakarta dan bagaimana, pada akhirnya, tokoh-tokoh PA itu “mengalah” dengan kekuatan-kekuatan nasional.

Deklarasi Aceh Merdeka

Tidak banyak yang tahu apabila konsep deklarasi Aceh Merdeka disusun di Buntul Kubu, sebuah perbukitan di tengah kota Takengon pada tahun 1976, dengan sebuah bangunan khas Belanda. Disamping itu, pada cover buku terdapat foto sejumlah tokoh pergerakan Aceh Merdeka (AM) berpose di Buntul Kubu, Mereka adalah Tgk Hasan Muhammad di Tiro, Zainal Abidin di Tiro, Mat Bin Tas, Hasanuddin dan Tgk Ilyas Leube.

Pada pertemuan itu totok-tokoh Aceh Merdeka membahas rencana deklasari gerakan Aceh Merdeka (AM) yang berujung pada pelaksanaan deklarasi di Gunung Halimun Pidie, 4 Desember 1976, atau sekitar 4 bulan setelah konsolidasi awal (pertama) di Takengon.

“Faktanya, konsep gerakan Aceh Merdeka digodok di Buntul Kubu. Dan saat itu hanya Tgk Hasan Muhammad di Tiro dan abangnya Zainal Abidin di Tiro hadir mewakili tokoh pergerakan AM dari Aceh pesisir, selebihnya adalah Urang Gayo Tgk Ilyas Leube dan kawan-kawan,” ujar Salman Yoga, editor buku tersebut, Sabtu (12/11).

Penulis buku tersebut, Adam Mukhlis Arifin yang saat pergerakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berada di bawah komando GAM wilayah Linge mengatakan, buku tersebut akan tiba di Takengon pada 18 Nopember 2011 mendatang dan akan diluncurkan secara sederhana.

“Untuk edisi pertama dicetak 1000 eksemplar dan akan kita luncurkan” kata Adam Mukhlis, yang pada masa itu mamakai nama samaran Ali Gergel.

Adam Muchlis juga menangapai perdamaian Aceh, dan mengakui jajaran kombatan GAM Wilayah Linge mendukung sepenuhnya damai Aceh ini.

“Saya tegaskan bahwa kombatan GAM wilayah Linge sangat menghormati MoU Helsinki. Dan kami tunduk sepenuhnya terhadap Undang-Undang Dasar 1945,” pungkasnya. [atjehpost.com]

***

KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved