TRENDING TOPIC #PARIS ATTACK #USA vs RUSSIA #MOST VIDEO
Follow

atjehcyber thumbkanan

rental mobil di aceh, rental mobil aceh, jasa rental mobil aceh, sewa mobil di aceh, rental mobil banda aceh, sewa mobil di banda aceh

atjehcyber stick

Cina 'PKI' Paksa Muslim Uighur Jual Minuman Alkohol

Thursday, May 07, 2015 22:56 WIB

Dibaca:   kali

atjehcyber, atjeh cyber, atjeh news, atjeh media, atjeh online, atjeh warrior, acehcyber, aceh cyber, aceh warrior, aceh cyber online, atjeh cyber warrior

Pihak berwenang komunis Cina memerintahkan pemilik toko dan restoran, termasuk warga Muslim Uighur, di kota Xinjiang untuk menjual alkohol dan rokok serta menempatkannya di sudut yang menarik pandangan mata. Jika tidak, mereka dapat dituntut dan toko mereka terancam ditutup.

Langkah ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah Tiongkok yang dinilai melecehkan warga Muslim di wilayah tersebut.

Menghadapi kritikan luas soal pemerintahan yang represif di provinsi mayoritas berpenduduk Muslim itu dalam dua tahun terakhir, Tiongkok meluncurkan serangkaian "serangan keras" terhadap warga Muslim di Xinjiang.

Pegawai pemerintah dan anak-anak Muslim dilarang datang ke masjid atau berpuasa di bulan Ramadan. Di banyak tempat, perempuan dilarang memakai cadar, serta pria Muslim dilarang memanjangkan jenggot.

Di desa Aktash, sebelah selatan Xinjiang, pejabat Partai Komunis, Adil Sulayman, menyatakan bahwa banyak pemilik toko lokal yang telah berhenti menjual alkohol dan rokok dari tahun 2012 "karena mereka enggan mendapatkan cemoohan publik".

Selain itu, banyak warga lokal yang telah memutuskan untuk menjauhkan diri dari minuman, karena diharamkan dalam Islam. Beberapa pemuka agama Islam juga melarang rokok sebab tidak bermanfaat.

"Pihak berwenang di Xinjiang melihat etnis Uighur yang tidak merokok sebagai bentuk ekstremisme agama. Mereka mengeluarkan perintah untuk melawan sentimen agama yang berkembang yang dianggap memengaruhi stabilitas," kata Sulayman, dikutip dari The Independent, Rabu (6/5).

"Mereka berkampanye untuk melemahkan agama, dan (kebijakan) ini merupakan bagian dari kampanye itu," katanya melanjutkan.

Kebijakan pemerintah Xinjiang tersebut memerintahkan semua restoran dan supermarket di Aktash menjual lima merek minuman beralkohol dan rokok serta menempatkannya di sudut yang mudah terlihat.

"Siapa saja yang mencoba mengabaikan pemberitahuan ini, toko mereka akan ditutup, bisnis mereka ditangguhkan, dan dikenai tindakan hukum," bunyi kebijakan tersebut.

Sulaiman menuturkan sekitar 60 toko dan restoran di daerah tersebut telah memenuhi perintah pemerintah, dan tidak ada laporan protes sejauh ini.

Namun berbagai media lokal dan foto di media sosial melaporkan terjadi insiden di provinsi Qinghai, pada Jumat (30/4), ketika warga Muslim marah dan menghancurkan jendela sebuah toko halal di kota Xining, karena terdapat laporan sosis babi dan ham babi ditemukan dalam mobil pengiriman makanan toko tersebut.

Sementara, Radio Free Asia, yang kerap memberitakan soal diskriminsi warga Muslim Uighur di Xinjiang melaporkan bahwa wilayah itu telah menjadi "sarang kekerasan, penikaman dan penembakan antara etnis Uighur dan pasukan keamanan Tiongkok".

Sementara, pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa kelompok militan Uighur yang berbasis di luar negeri menggunakan internet untuk menginspirasi Muslim untuk "berjihad" lewat kekerasan terhadap negara.

Di lain pihak, pengamat menilai tindakan Tiongkok yang represif malah justru semakin mendekatkan warga terhadap Islam, namun mendorong minoritas untuk memandang Islam sebagai agama yang penuh kekerasan.

Upaya untuk mempromosikan alkohol atau melarang pemakaian jenggot dan cadar dapat menjadi bukti yang kontraproduktif.

James Leibold, seorang ahli kebijakan etnis Tiongkok di Universitas La Trobe di Melbourne menilai para pejabat Tiongkok "sering bertindak dalam gelap".

"Kurangnya pemahaman membawa mereka untuk fokus memberangus citra radikal yang kasat mata, namun tidak tepat, seperti jenggot panjang, cadar dan tak mengkonsumsi alkohol," kata Leibold.

"Ini jenis kebijakan mekanistik dan reaktif yang hanya mengobarkan ketegangan etno-nasional tanpa mengatasi akar penyebab ekstremisme agama, sambil terus mengasingkan komunitas Uighur, membuat mereka merasa semakin dimusuhi dalam masyarakat," katanya.

CNN
KOMENTAR
DISCLAIMER: Komentar yang tampil menjadi tanggungjawab sepenuhnya pengirim, bukan merupakan pendapat atau kebijakan redaksi ATJEHCYBER. Redaksi berhak menghapuskan dan atau menutup akses bagi pengirim komentar yang dianggap tidak etis, berisi fitnah, atau diskriminasi suku, agama, ras dan antargolongan.
Artikel Pilihan Pembaca :

mobile=show

Copyright © 2015 ATJEHCYBER — All Rights Reserved