MOSKOW - Rusia mengatakan kelompok Front al-Nusra dan Islamic State (ISIS/IS) memanfaatkan gencatan senjata untuk memperkuat pasukan dan menambah persenjataan serta mengisi ulang amunisi. Hal ini dilakukan sebelum mereka kembali melakukan penyerangan.
"Mereka mengambil keuntungan dari penghentian permusuhan dan fakta bahwa unit organisasi teroris ini (ditempatkan) di daerah yang sama dengan formasi yang disebut oposisi moderat, dimana Angkatan Udara Rusia dan Suriah tidak bisa melakukan serangan," kata juru bicara pusat rekonsiliasi Rusia untuk Suriah.
"Front al-Nusra tengah memperkuat pasukan dan mengisi ulang persenjataan dan amunisi mereka sebelum mulai mengambil tindakan aktif. Pada saat ini, kelompok teroris tidak mengalami kekurangan amunisi atau senjata," tambahnya seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/6/2016).
Gencatan senjata di Suriah diinisiasi oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS) yang mulai diberlakukan pada 27 Februari lalu. Namun, penghentian permusuhan tidak berlaku bagi organisasi islamic seperti IS dan Front al-Nusra.
JOIN
ATJEHCYBER @facebook